Arsip

Archive for the ‘Trend’ Category

Apakah Android Things akan sesukses Android Tablet/HP ?

Maret 4, 2017 Tinggalkan komentar

Google tengah menguji coba lini produk baru untuk (makin) mendominasi jagad teknologi. Android Things adalah sistem operasi besutan Google yang ditujukan untuk menjadi operating system alat-alat embed. Misalnya kunci pintu otomatis, robot, CCTV, dan lain-lain.

Saat ini (Maret 2017), Android Things masih berada pada tahap Developer Preview, dimana  masih memerlukan primary feedback untuk penyempurnaan produk selanjutnya. Diharapkan developer perintis akan menelurkan produk killer yang nantinya bisa menjadi startup untuk perusahaan alat-alat embed. (iRobot anyone ?)

android-things

Ciri utama alat-alat embed dalam pemahaman Android Things adalah:

  1. Low Battery usage device
  2. Mengutamakan fungsi alat sensor
  3. Mempromosikan headless device/tanpa layar
  4. Menjalankan satu aplikasi utama dengan fungsi spesifik setelah boot
  5. Hanya menjalankan subset dari Android API

Untuk menjawab pertanyaan apakah Android Things akan sesukses Android Tablet/HP, perlu dicatat bahwa, generasi awal Android Tablet/HP juga memulai dengan lambat dan penuh masalah. Namun setelah perusahaan raksasa (ie. Samsung, Sony Ericcson, etc) ikut terjun menjual Android, maka Android mampu mendominasi pasar ponsel dunia.

Tabrakan Pasar

Namun ada satu hal yang berbeda secara fundamental dari keduanya, yang ironisnya, justru disebabkan oleh salah satunya.

Android Things memulai ketika Android telah sukses di pasaran. Dan karena android things adalah subset atau produk turunan dari Android, maka banyak terdapat device android yang bisa di root sampai level barebone. Kondisi ini menyebabkan “irisan” terhadap pasar Android things nantinya.

Dengan kata lain, akan terdapat pilihan: apakah membeli alat embed atau memodifikasi tablet/hape android yang berlimpah di pasaran. Sebagai perbandingan sederhana Rasberry PI 3 yang dijual pada harga massal sekitar  $25, sedangkan HP android murah bisa dijual pada level massal pada harga hanya $12.

Saat ini terdapat banyak android programmer dengan level DIY/hobby  yang mampu membuat aplikasi custom di dalam handset mereka. Di sisi lain, Android adalah open source yang memudahkan seseorang untuk kopi paste program untuk kepentingan mereka sendiri. Jika non profesional programmer saja mampu membuat program custom untuk keperluan mereka, bagaimanakah dengan perusahaan besar yang “membelokkan” lini android mereka untuk pasar embed ?

Pasar yang berbeda

Yang masih belum jelas adalah, bagaimanakah model bisnis yang hendak dikembangkan ? Mengingat iklan tidaklah relevan dengan pasar embed (karena tanpa display atau layar), maka akan menjadi menarik bagaimanakah temuan model bisnis untuk segmen pasar ini. Atau justru akan kembali ke model yang lebih tradisional.

Tentunya hal ini telah dipikirkan oleh Google. Itulah mungkin sebabnya, Google membuat  induk perusahaan baru yakni Alphabet. Seperti kita ketahui cara berpikir Alphabet adalah Google ketika di awal masa Google berdiri, sebelum ia dipimpin Eric Schmidt, yakni ketika Google begitu inovatif dan “berbeda”. Alphabet didirikan agar mereka tidak terkungkung oleh model bisnis iklan semata. Saat ini Alphabet tak hanya mengurusi model bisnis advertising, namun juga model bisnis lain yang lebih tradisional: Hardware (Nexus, Google Fiber). Juga yang lebih progresif: Google Contact Lens, rahasia panjang umur, dan, tentu saja, driverless car. Ow, dan tentu saja: menjadi investor untuk perusahaan inovatif lain seperti Uber, Slack, Carbon.

Jika Kekuasaan Facebook Terlalu Besar

Mei 21, 2010 Tinggalkan komentar

Begitu suksesnya facebook dalam perolehan user mengakibatkan sorotan terhadap apa yang (akan) dilakukan Facebook terhadap data yang dimilikinya.

Logika gampangnya, facebook akan memasang semacam program agar data tersebut berguna dan bisa dijual.

Baru-baru ini WSJ (Wall Street Journal) merilis laporan yang mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa sebagian besar user tidak menyadari User’s Agreement sewaktu mereka mendaftar mengakibatkan mereka tidak punya hak apapun terhadap privasi mereka.

Ketika iklan diklik, pihak pemasang iklan akan memperoleh data mengenai :

1. Username yang melakukan klik iklan

2. Siapa teman-teman mereka.

(dan berikutnya yang terlintas di pikiran kami : mengapa username X tidak membeli produk kami tapi mengklik iklan kami ? Siapa teman2 mereka ? )

Wow!

Tag:

Trend: Traffik Kaskus Terus Naik

Maret 19, 2010 1 komentar

Tiga bulan terakhir ini Kaskus.us, situs asli-lokal Indonesia yang digadang-gadang bisa menjadi raja di negerinya sendiri, terus mengalami kenaikan siginifikan. Menurut data Alexa.com kenaikannya sebesar 26.5%.

Jika dibandingkan, detik.com, kandidat kedua, yang juga mencatat kenaikan, tiga bulan terakhir ini detik mencatat hanya 5% kenaikan.

Nampaknya kaskus.us cukup berhasil menahan user untuk berlama-lama di situsnya, terbukti rata-rata pengguna asyik login di sini sampai 28 menit seharinya. (Dibandingkan dengan detik yang hanya 5 menit). Ini sudah cukup kuat untuk menyaingi facebook yang 32 menitan. Tinggal sedikit lagi.

Saat ini peringkat satu masih diduduki facebook.com, dan kaskus ada di peringkat 6.

Ok gan, semoga terus mantap dan jadi no satu di Indonesia !

Catatan: Youtube terus mengalami penurunan di Indonesia. Saat ini posisinya ada diperingkat delapan dengan 21 menit time on site.

Tag:,